Arti
istilah pengetahuan pun sudah dijelaskan tanpa batasan ataupun definisi yang
jelas,sebab gejala pengatahuan dialami manusia sebagai suatu unsur dasariah
dalam hidupnya sebagai manusia.Kesadaran subjek pengenal tentang objek yang
dikenalnya disebut pengetahuan,dimana terang terjadi dari pihak subjek,yang
dapat membedakan objek dalam dalam hubungan dengan dirinya.Dalam keseluruhan
proses pengetahuan itu dapat dibedakan-tanpa dapat dipisahkan-dua hal,yaitu
evidensi dan kepastian.Kedua hal ini merupakan ciri-ciri gejala pengetahuan
yang sekaligus merangkum baik si subjek pengenal maupun objek yang dukenal.
1.Taraf-taraf Kepastian dalam Ilmu Empiris
dan Ilmu Pasti
Deretan
taraf kepastian,kebarangkalian,kesementaraan,dan kesesatan sudah sedikit
disinggung didepan.sudah kita lihat,kepastian merupakan ciri pengetahuan.sedang
mengenai kebarangkalian,harus diakui bahwa istilah itu justru digunakan oleh
para ilmuwan untuk menunjukkan sesuatu yang dalam gejala pengetahuan terletak
pada pihak objek.Untuk mencegah kesulitan ini,disini diperkenalkan istilah
kepercayaan(credibility).
a.Dalam Ilmu-ilmu
Empiris
Ilmu
empiris adalah ilmu yang termasuk dalam
ilmu-ilmu kemanusiaan,mengejar kepastian dalam dua arti.Pertama,kepastian
tentang explanans gejala-gejala yang
diselidiki,lalu juga kepastia mengenai kesimpulan yang dapat ditarik dari suatu
hokum yang berlaku.Maka,Menurut peristilahan yang telah digunakan sehubungan
dengan bagan deduktif-nomolgis,dapat dikatakan dari bawah keatas maupun dari
atas kebawah.Akan tetapi, yang tercapai hanyalah suatu taraf keterpercayaan
yang berdasarkan pengamatan empiris-tak pernah mencapai nilai 1.Bahkan,kendati
hipotesa dan hukum sangat terpercay,keduanya harus tetap terbuka untuk
dibuktikan salah.Maka,keduanya pun bersifat sementara.
b.Dalam Ilmu-ilmu pasti
Dapat
dikatakan bahwa dalam konteks penemuan(context
of discovery),sebagai ungkapan mengenai usaha coba-coba,dan rumus
(31)berlaku dalam konteks dimana imu –ilmu itu belum pasti.
Namun,
dalam konteks pembenaran (context of
justification) dari salah satu sistem matematikaatau logika yang sudah jadi
dan berdiri sendiri,tidak ada hipotesa lagi,melainkan hanya ungkapan-ungkapan
yang bersifat aksiomatis dan dalil-dalil,yang semuanya tanpa kecuali,tidak bisa
lain selain bernilai 1.
2.Refleksi
dan Evaluasi Filsafat Atas Data-data Itu
Dalam
abad ke-20 ini,pokok perhatian filsafat dan ilmu-ilmu memang sering diarahkan
kembali lagi pada ”benda pada dirinya sendiri”(Husserl)dan dalam bidang
ilmu-ilmu alam dilakukan penyelidikan atas dasar-dasar ilmu (founddationak research),antara lain
persoalan mengenai materi itu sebenarnya apa.Perhatian ini mirip dengan masa
purba dan abad pertengahan,dan juga dengan karya Descartes..Namun,penyelidikan
modern itu masih berada pada tahap teoretis.Dengan begitu,penyelidikan itu
berpusat pada subjek lagi.Selain itu,ajakan Husserl mengenai ”kembalilah pada
benda-benda itu sendiri” menunjukkan kesadaran akan pentingnya perhatian
terhadap susunan benda-benda.
0 komentar:
Post a Comment